Tari Tradisional ><
Tari tradisional adalah tari yang
berkembang di daerah tertentu yang berpijak dan berpedoman luas pada adaptasi
kebiasaan turun-temurun dan dianut oleh masyarakat pemilik tari tersebut. Tari
tradisional dibagi menjadi dua macam, yaitu :
Tari tradisional klasik
Ciri-ciri tari
tradisional klasik adalah sebagai berikut.
1.
Pola-pola gerak sudah ditentukan.
2.
Memiliki nilai seni yang tinggi
3.
Gerak yang diciptakan melampaui kebutuhan minimal yang
dibutuhkan oleh konteksnya.
4.
Tumbuh dan berkembang dari kalangan bangsawan.
5.
Ukuran-ukuran keindahannya melampaui batas-batas
daerah.
Contoh → Tari Bedaya Ketawang dari Jawa Tengah.
Tari tradisional folkasik (tari rakyat)
Ciri-ciri tari tradisiomal folkasik (tari
rakyat) adalah sebagai berikut.
1. Pola-pola gerak sangat ditentukan dengan
konteksnya, sehingga tari rakyat biasanya memiliki tema tertentu.
2. Bersifat sosial dan memiliki nilai seni
yang sedang.
3. Perbendaharaan geraknya terbatas sekadar
cukup untuk memberikan aksen kepada peristiwa-peristiwa adat yang khas dari
suku bangsa yang bersangkutan.
4. Berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.
5. Terbatas pada wilayah adat tertentu.
Contoh → Tari Tayub dari Jawa Tengah.
Tari Kreasi ><
Tari kreasi merupakan
tarian yang diciptakan setelah masa jaya tari keurseus
sekitar tahun 1945-an. Tari kreasi adalah tari yang memiliki ciri
gerak yang tidak lagi mengikuti pola-pola dan ramuan-ramuan yang menetap. Tari
kreasi berasal dari tari tradisional yang sudah dkembangkan.
Contohnya
Tari Oleg Tambulilingan dari Bali dan dan Tari Kipas dari Sumatra. Tari kreasi
dibagi menjadi dua macam, yaitu :
Tari
modern
Ciri-ciri
tari modern adalah sebagai berikut.
1.
Pola-pola gerak yang lebih bebas tetapi
masih memperhatikan keindahan.
2.
Gerak yang digunakan masih memberi
penekanan pada gerak yang tumbuh dari gerak tari tradisional.
3.
Masih tetap berada dalam kerangka tradisi
tari suatu suku bangsa.
Contoh → Tari
Merak dari Jawa Barat.
Tari
kontemporer
Ciri-ciri
tari kontemporer adalah sebagai berikut.
1.
Pola-pola geraknya lebih bebas dari tari
modern.
2.
Gerak yang digunakan tidak lagi
mendasarkan pada gerak tari tradisional.
3.
Tata tari diciptakan sesuai suasana saat
itu.
Contoh → tari ciptaan Boy G. Sakti, Tom, Ibnur, Sardono
W. Kusuma.
Inilah materi yang sangat bagus , makasih atas infonya :) berguna banget
ReplyDeleteSuwun
ReplyDeleteMbak, mas, boleh tahu tidak, ini gambarnya didapat darimana? terimakasih..
ReplyDeletemaksih sangat membantu, jenis tari aja terbagi sebanyak ini, belum lagi jenis tarian dari masing-masing jenis tari seperti tari tradisional, klasik dan lain sebagainya. indonesia memang sangat kaya akan seni dan budaya :)
ReplyDelete