Teater berasal dari kata
Yunani kuno “theatron” yang secara
harfiah berarti gedung, tempat pertunjukkan, panggung maupun pusat persembahan.
·
Secara etimologis: Teater adalah gedung pertunjukkan atau auditorium
·
Dalam arti luas: Teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di
depan orang banyak
·
Dalam arti sempit: Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia
yang diceritakan di atas pentas dengan media: percakapan, gerak, dan laku
didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian,
tarian, dsb.
Teater sebagai cabang seni dari seni sastra dan seni
pertunjukkan pada umumnya tidak hanya berurusan dengan estetika panggung saja.
Namun, gagasan yang hendak dituangkan dalam teater merupakan refleksi aktual
sebuah pemikiran atau sebagai media refleksi pergulatan manusia dalam
menciptakan, menumbuhkan, dan mempertahankan pengetahuan serta nilai positif
(Sumardjan, 1981).
Teater dan drama, memiliki arti yang sama, tapi berbeda ungkapannya. Teater
berasal dari kata yunani kuno "theatron"
yang secara harfiah berarti gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian maka kata
teater selalu mengandung
arti pertunjukan/tontonan. Drama juga dari kata yunani “dran” yang berarti berbuat, berlaku atau
beracting. Drama cenderung memiliki
pengertian ke seni sastra. Didalam seni sastra, drama setaraf dengan
jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa
tentang manusia. Apalagi peristiwa atau cerita tentang manusia kemudian
diangkat kesuatu pentas sebagai suatau bentuk pertunjukan maka menjadi suatu
peristiwa Teater. Kesimpulan teater tercipta
karena adanya drama.
Proses
Teater merupakan sebuah proses organisasi (bentuk kerja kolektif; di mana segala macam orang dengan
segala macam fungsinya tergabung dalam suatu koordinasi yang rapi,dan juga
mencakup juga pengertian sampai batas-batas yang sentimentil), seperti hal nya
diri manusia itu sendiri, atau layaknya seperti sebuah negara. Keberhasilan suatu pertunjukan
teater dapat juga sebagai keberhasilan suatu seni organisasi; baik
organisasi penyelenggaraannya (panitia produksi) maupun segi seni-seninya (penyutradaraan,
penataan set, permainan, musik dan unsur-unsur lain).
Berikut ini contoh elemen dari sebuah grup teater
dalam mengadakan sebuah produksi.
- Pimpinan Produksi
- Sekretaris Produksi
- Keungan Produksi / Bendahara
- Urusan Dokumentasi
- Urusan Publikasi
- Urusan Pendanaan
- Urusan Ticketing atau karcis
- Urusan Kesejahteraan
- Urusan Perlengkapan
- Pimpinan Produksi
- Sekretaris Produksi
- Keungan Produksi / Bendahara
- Urusan Dokumentasi
- Urusan Publikasi
- Urusan Pendanaan
- Urusan Ticketing atau karcis
- Urusan Kesejahteraan
- Urusan Perlengkapan
- Sutradara
- Art Director / Pimpinan Artistik
- Stage Manager
- Property Master
- Penata Cahaya
- Penata Kostum
- Penata setting
- Perias / Make Uper
- Penata Cahaya
- Penata Musik
- Art Director / Pimpinan Artistik
- Stage Manager
- Property Master
- Penata Cahaya
- Penata Kostum
- Penata setting
- Perias / Make Uper
- Penata Cahaya
- Penata Musik
Setiap elemen memiliki tugas sendiri-sendiri
dan sudah seharusnya untuk bertanggungjawab
penuh atas tugas itu (secara profesional). Sebagai contoh seorang urusan
pendanaan, ia harus memikirkan seberapa besar dana yang dibuhtuhkan? Dari mana
dana itu didapatkan. Begitupula seorang Sutradara yang bertanggung jawab atas
pola permainan panggung; (akting pemain, cahaya, bunyi-bunyian, set, property
dan lain-lain).
Jikalau kita
memandang elemen dalam
grup teater, ada kesamaan dengan elemen dalam tubuh kita sendiri; setiap
organ tubuh memiliki fungsi sendiri, tetapi saling berhubungan dan tergabung
dalam fungsi yang sempurna. Teater ibarat laboratorium kehidupan itu sendiri.
“Teater akan menjadi tempat yang indah bagi orang-orang yang
mabuk dan kesepian, Teater merupakan sebuah tindak budaya, Teater bukanlah
tempat untuk melarikan diri ataupun untuk mencari perlindungan”.
-Peter Brook-
menarik nih,,,,,dapat dipakai referensi
ReplyDeletemampir di blog ane juga gan
Naskah Teater dan Sastra
www.q-pely.blogspot.com