9.12.12

DEFINISI TEATER DAN SEKILAS PANDANG TENTANG PROSES PRODUKSI PERTUNJUKKAN



Teater berasal dari kata Yunani kuno “theatron” yang secara harfiah berarti gedung, tempat pertunjukkan, panggung maupun pusat persembahan.
·         Secara etimologis: Teater adalah gedung pertunjukkan atau auditorium
·         Dalam arti luas: Teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
·         Dalam arti sempit: Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media: percakapan, gerak, dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.

Teater sebagai cabang seni dari seni sastra dan seni pertunjukkan pada umumnya tidak hanya berurusan dengan estetika panggung saja. Namun, gagasan yang hendak dituangkan dalam teater merupakan refleksi aktual sebuah pemikiran atau sebagai media refleksi pergulatan manusia dalam menciptakan, menumbuhkan, dan mempertahankan pengetahuan serta nilai positif (Sumardjan, 1981).

Teater dan drama, memiliki arti yang sama, tapi berbeda ungkapannya. Teater berasal dari kata yunani kuno "theatron" yang secara harfiah berarti gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian maka kata teater selalu mengandung arti pertunjukan/tontonan. Drama juga dari kata yunani “dran” yang berarti berbuat, berlaku atau beracting.  Drama cenderung  memiliki pengertian ke seni sastra. Didalam seni sastra, drama setaraf dengan jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Apalagi peristiwa atau cerita tentang manusia kemudian diangkat kesuatu pentas sebagai suatau bentuk pertunjukan maka menjadi suatu peristiwa Teater.  Kesimpulan teater tercipta karena adanya drama.

Proses Teater merupakan sebuah proses organisasi (bentuk kerja kolektif; di mana segala macam orang dengan segala macam fungsinya tergabung dalam suatu koordinasi yang rapi,dan juga mencakup juga pengertian sampai batas-batas yang sentimentil), seperti hal nya diri manusia itu sendiri, atau layaknya seperti sebuah negara. Keberhasilan suatu pertunjukan teater dapat juga sebagai keberhasilan suatu seni organisasi; baik organisasi penyelenggaraannya (panitia produksi) maupun segi seni-seninya (penyutradaraan, penataan set, permainan, musik dan unsur-unsur lain).
Berikut ini contoh elemen dari sebuah grup teater dalam mengadakan sebuah produksi.
- Pimpinan Produksi
- Sekretaris Produksi
- Keungan Produksi / Bendahara
- Urusan Dokumentasi
- Urusan Publikasi
- Urusan Pendanaan
- Urusan Ticketing atau karcis
- Urusan Kesejahteraan
- Urusan Perlengkapan

- Sutradara
- Art Director / Pimpinan Artistik
- Stage Manager
- Property Master
- Penata Cahaya
- Penata Kostum
- Penata setting
- Perias / Make Uper
- Penata Cahaya
- Penata Musik
Setiap elemen memiliki tugas sendiri-sendiri dan sudah seharusnya untuk bertanggungjawab penuh atas tugas itu (secara profesional). Sebagai contoh seorang urusan pendanaan, ia harus memikirkan seberapa besar dana yang dibuhtuhkan? Dari mana dana itu didapatkan. Begitupula seorang Sutradara yang bertanggung jawab atas pola permainan panggung; (akting pemain, cahaya, bunyi-bunyian, set, property dan lain-lain).
Jikalau kita memandang elemen dalam grup teater, ada kesamaan dengan elemen dalam tubuh kita sendiri; setiap organ tubuh memiliki fungsi sendiri, tetapi saling berhubungan dan tergabung dalam fungsi yang sempurna. Teater ibarat laboratorium kehidupan itu sendiri.

 “Teater akan menjadi tempat yang indah bagi orang-orang yang mabuk dan kesepian, Teater merupakan sebuah tindak budaya, Teater bukanlah tempat untuk melarikan diri ataupun untuk mencari perlindungan”.
-Peter Brook-

1 comment:

  1. menarik nih,,,,,dapat dipakai referensi
    mampir di blog ane juga gan
    Naskah Teater dan Sastra
    www.q-pely.blogspot.com

    ReplyDelete

silahkan masukkan komentar. pesan, saran maupun kritik untuk BEZPER tercinta