23.5.12

Begalan, Ritual dalam Pernikahan Adat Banyumas-Jawa Tenga

Begalan siapa yang pernah dengar kata-kata itu, pasti orang asli Banyumas tidak asing dengan kata-kata itu. Begalan adalah jenis kesenian yang biasanya dipentaskan dalam rangkaian upacara perkawinan adat Banyumas yaitu saat calon pengantin pria beserta rombongannya memasuki pelataran rumah pengantin wanita. Begalan berasal dari kata begal dan akhiran an, artinya perampasan atau perampokan di tengah jalan. Namun jangan diartikan perampokan dalam artian sebenarnya, begalan ini hanya merampas waktu kedua calon pengantin untuk memberikannya pelajaran/nasehat untuk bekal mereka dalam mengarungi hidup berumah tangga melalui pesan-pesan yang tersirat dalam ritual begalan ini. Dalam pementasan begalan,yang menarik adalah dialog-dialog antara yang dibegal dengan si pembegal biasanya berisi kritikan dan petuah bagi calon pengantin dan disampaikan dengan gaya yang jenaka penuh humor. Upacara ini diadakan apabila mempelai laki-laki merupakan putra sulung. Begalan merupakan kombinasi antara seni tari dan seni tutur atau seni lawak dengan iringan gending. Sebagai layaknya tari klasik, gerak tarinya tak begitu terikat pada patokan tertentu yang penting gerak tarinya selaras dengan irama gending. Jumlah penari dua orang, seorang bertindak sebagai pembawa barangbarang (peralatan dapur) yang bernama Gunareka , dan seorang lagi bertindak sebagai pembegal/perampok yang bernama Rekaguna . Barang-barang yang dibawa antara lain ilir, cething, kukusan, saringan ampas, tampah, sorokan, centhong, siwur, irus, kendhil dan wangkring. Barang bawaan ini biasa disebut brenong kepang. Pembegal biasanya membawa pedang kayu yang bernama wlira.


art 36351 300x223 Begalan, Ritual dalam Pernikahan Adat Banyumas

Kostum pemain cukup sederhana, umumnya mereka mengenakan busana Jawa.
Adapun ketentuan dalam acara seni Begalan yaitu :
1. Iringan yang digunakan menggunakakan instrumen gamelan jawa, sedangkan gerakan tarian disesuaikan dengan irama gamelan.
2.   Tarian Begalan dibawakan oleh dua orang pemain pria yang memerankan Gunareka dan Rekaguna.
3. Dialog dengan gaya jenaka yang berisi tentang nasehat – nasehat penting bagi kedua mempelai dan penonton.
4. Waktu pelaksanaan pada siang atau sore hari dan waktu yang dibutuhkan untuk pementasan kurang lebih satu jam.
5. Tempat yang digunakan biasanya pelataran rumah (halaman) pengantin wanita.

Pada dasarnya Tari Begalan adalah tarian rakyat yang menggunakan peralatan – peralatan (Properti) yang memiliki makna simbolis yang berguna bagi kehidupan masyarakat pendukungnya. Dialog dengan gaya jenaka ditampilkan dalam pertunjukan seni untuk rakyat yang berfungsi untuk menghibur. Kostum atau tata pakaian dan riasannya juga sederhana karena begalan termasuk bentuk kesenian rakyat yang bersifat sederhana.

.4648030896 47e00734a3 o Begalan, Ritual dalam Pernikahan Adat Banyumas

1. Kostum dan Make Up
Kostum yang dipakai sangat sederhana. Mereka hanya mengenakan pakaian adat Jawa saja. Pakaian yang digunakan untuk pementasan antara lain :
a. Pakaian seni Begalan terdiri dari :
b. Baju Kokok Hitam
c. Stagen dan Sabuk
d. Celana Komprang berwarna Hitam
e. Kain Sarung
f. Sampur atau Selendang menari
g. Ikat Wulung berwarna Hitam
Cara mengenakan pakaian, pertama – tama celana dan baju lalu kain yang diberi stagen dan ikat panggung. Jika tidak ada kain boleh menggunakan sarung. Sampur dikalungkan pada lehernya.Terkadang Gunareka memakai topi kukusan. Rekaguna membawa pedang wlira. Make up –nya sederhana. Dahulu mereka menggunakan langes atau arang yang dihaluskan kemudian dicampurkan minyak kelapa. Campuran berwarna hitam untuk merias muka, membuat kumis, jambang, alis dan lain-lain. Bahan lain yang diperlukan yaitu bedak dan teres (sepuhan).
2. Perlengkapan Begalan
4647416053 e3d825684b o Begalan, Ritual dalam Pernikahan Adat Banyumas
Perlengkapan yang digunakan pada saat pentas seni Begalan :
a. Pikulan atau mbatan
adalah alat pengangkat brenong kepang bagi peraga yang bernama Gunareka. Begal ini dari pihak pengantin pria atau kakung . Alat ini terbuat dari bambu yang melambangkan seorang pria yang akan berumah tangga harus dipertimbangkan terlebih dahulu, jangan sampai merasa kecewa setelah pernikahan sehingga k etika seorang pria mencari seorang calon isteri maka harus dipertimbangkan bibit, bobot, dan bebetnya.
b. Pedang Wlira
adalah alat yang digunakan sebagai pemukul dengan ukuran panjang 1 meter, tebal 2
cm, dan lebar 4 cm. Terbuat dari kayu pohon pinang. Pedang Wlira dibawa oleh Rekaguna dari pihak pengantin wanita yang menggambarkan seorang pria yang bertanggungjawab, berani menghadapi segala sesuatu yang menyangkut keselamatan
keluarga dari ancaman bahaya.
c. Brenong Kepang
adalah barang – barang yang dibawa oleh Gunareka utusan dari keluarga mempelai pria berupa alat – alat dapur meliputi :
  • · Ian merupakan alat untuk angi nasi terbuat dari anyaman bambu yang menggambarkan bumi tempat kita berpijak.
  • · Ilir merupakan kipas yang terbuat dari anyaman bambu melambangkan seseorang yang sudah berkeluarga agar dapat membedakan perbuatan baik dan buruk sehingga dapat mengambil keputusan yang bijak saat sudah berumah tangga.
  • · Cething adalah alat yang digunakan untuk tempat nasi terbuat dari bambu. Maksudnya bahwa manusia hidup di masyarakat tidak boleh semunya sendiri tanpa mempedulikan orang lain dan lingkunganya.Manusia adalah mahluk sosial yang butuh orang lain
  • · Kukusan adalah alat untuk menank nasi yang terbuat dari anyaman bamboo berbentuk kerucut yang mempunyai arti kiasan bahwa seseorang yang sudah berumah tangga harus berjuang untuk menckupi kebutuhan hidup semaksimal mungkin.
  • · Centhong adalah alat untuk mengambil nasi pada saat nasi diangi, yang terbuat dari kayu atau hasil tempurung kelapa. Maksudnya seorang yang sudah berumah tangga mampu mengoreksi diri sendiri atau introspeksi sehingga ketika mendapatkan perselisihan antara kedua belah pihak (suami dan istri) dapat terselesaikan dengan baik. Selalu mengadakan musyawarah yang mufakat sehingga terwujudlah keluarga yang sejahtera, bahagia lahir dan batin.
  • · Irus adalah alat untuk mengambil dan mengaduk sayur yang terbuat dari kayu atau tempurung kelapa. Maksudnya ialah sesorang yang sudah berumah tangga hendaknya tidak tergiur atau tergoda dengan pria atau wanita lain yang dapat mengakibatkan retaknya hubungan rumah tangga.
  • · Siwur adalah alat untuk mengambil air terbuat dari tempurung kelapa yang masih utuh dengan melubangi di bagian atas dan diberi tangkai. Siwur merupakan kerata basa yaitu, asihe aja diawur – awur. Artinya, orang yang sudah berumah tangga harus dapat mengendalikan hawa nafsu, jangan suka menabur benih kasih saying kepada orang lain.
  • · Saringan ampas atau kalo adalah alat untuk menyaring ampas terbuat dari anyaman bambu yang memiliki arti bahwa setiap ada berita yang datang harus disaring atau harus hati – hati.
  • · Wangkring yaitu pikulan dari bambu. Filsafatnya adalah di dalam menjalani hidup ini berat ringan, senang susah hendaklah dipikul bersama antara suami dan istri.