Showing posts with label Asal. Show all posts
Showing posts with label Asal. Show all posts

16.12.17

Dokumentasi Karya Teater Asal

Puisi adalah bantuk sastra yang memperhatikan pilihan kata dan kepaduan bunyi. Sebuah puisi, jika dibacakan dengan indah dan penuh penghayatan, merupakan sebuah penampilan seni yang menarik. Penggunaan bahasa dalam puisi seiring menggunakan makna-makna simbolis, sehingga tidak jarang terjadi penafsiran makna yang berbeda-beda dalam memaknai sebuah puisi. Puisi dapat mengekspresikan emosi, suasana hati, rasa pesona, kagum, keresahan, kegelisahan, dan suasana hati lainnya. Dengan puisi, seseorang akan lebih sadar akan dirinya untuk mengamat, mengagumi, atau memikirkan lingkungan dan alam sekitarnya. 

Memusikalisasi puisi merupakan kegiatan pembacaan puisi dengan cara dilagukan, diberi irama, atau diiringi musik yang sesuai dengan isi puisi dengan mengkolaborasikan antara sastra dan musik.

Berikut merupakan sebuah karya sastra Teater ASAL berupa puisi berjudul "Berbeda" oleh Ayuning Indah Octaviana yang dikemas menjadi sebuah karya musikalisasi puisi, diiringi dengan keyboard oleh Hasbi Labib Herfitta.



10.12.17

Happening Art "Hak Asasi Manusia"

Teriakan Yang Tak Terdengar
oleh : I Nyoman Adhi Wardana

Kami disini.... ditengah-tengah hujan tegak berdiri
Menangus didepan mwsin-mesin itu
Mesin yang mencabut kami, dari tempat kami tinggal
Tempat kami mendapatkan kehagatan dan sendau gurau

Sawah dan ladang kami menjadi beban
Rumah kami menjadi apron
Tempat kami mencari makan hilang
Rumah kami berlindung hancur....
Hancur dan hilang seperti perasaan yang Mulia
Yang sudah tidak dapat merasa

Bukan kami tidak melawan
Bukan kami tidak berteriak
Tetapi mungkin telinga yang Mulia
Sudah tidak dapat mendengar suara kami
Orang miskin yang dinistakan dunia

Kemana kami akan pergi
Kemana kami harus berlindung
Ketika yang Mulia tidak dapat melindung
Apakah pembangunan ini harus mengesampingkan
Hak-hak kami?



Sebuah Pena Keadilan
Oleh : Farhah Maulydya

Dipagi yang tak biasa
Rintihan anak kecil terdengar dipinggir keramaian kota
Bayi-bayi menangis kehausan
Para pekerja berlalu-lalang diperjalanan

Ohh... Aku kira, aku tersesat
Aku berjalan tapi mataku terpaku diam
Dikanan-kiri jalan tak kulihat adanya keadilan
Anak kecil berpakaian tak layak, mereka dipekerjakan diusia yang tak pantas

Ohh... Aku menangis, hatiku sangat tergetar
Mereka seharusnya berpakaian sepertiku
Mereka seharusnya membawa pena dan kertas
Mereka seharusnya bida mendapatkan ilmu yang layak

Lalu lalang kota yang katanya nan indah
Di waktu yang bersamaan, ku termenung
memikirkan dimana letak keadilan berada?
keadilan, keadilan dan keadilan

12.11.16

Memperringati Hari Sumpah Pemuda Lewat Puisi

SUMPAH PEMUDA
Oleh: Rizki A.P 


Lihatlah, 
Pemudaku tak seperti dulu 
Tak harus meruncingkan bambu 
Tak harus takut peluru 
Dan tak harus memerdekakanku 
Karna aku telah merdeka 
Mereka-mereka sudah tiada 
Tak lagi menjajah 
Tak lagi menyiksa Itu semua kudapatkan 
Karna pemudaku yang memperjuangkanku 
Berani membela hingga akhir hayatnya 
Aku telah menyaksikan 
Banyak yang terkapar di medan pertempuran 
Darah-darah tercecer dimana-mana 
Organ tubuh tercerai berai 
Tangisan terdengar di setiap sudut kehidupan 
Tapi, pemudaku tak takut 
Tak menyerah begitu saja 
Hingga mereka bersumpah demi aku 
Sumpah Pemuda namanya 
Itu dulu, dulu 
Sekarang aku bertanya 
Dimana sumpah yang dulu mereka gembor-gemborkan? 
Lupakah wahai pemudaku?


DIAM DAN GEJOLAK
Oleh: Ali

Hendak pergi kemana
Orang-orang hanya melalang buana
Tak tau arah dan segalanya
Hanya ingin bergugaru canda yang sederhana
Tak lebih bahkan mungkin tak ada suara makna

Entah esok maupun nanti
Sampai kapan harus begini
Hanya ingin sesuatu yang meriah padahal sepi
Dan tak ada riwayat untuk hari

Mari ubahlah segalanya
Hargai semua jasa dan budinya
Pemuda yang rela memberikan kalbunya
Secara Cuma-Cuma bagi Negaranya

Jangan mau diam dalam kekangan
Hilagkan melodi yang ada dalam kenangan
Hancurkan dengan semangat yang akan membuat berkesan
Sampai hiruk dunia dibuat mencekam


PUISI YANG MENARIK DAN EKSPRESIF

Salam Budaya!!!

Hai teman-teman pembaca, berbicara soal puisi pasti akan terbayang kata-kata nan indah yang akan membuat perasaan kita seperti di dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau suasana tertentu. Puisi dapat membuat pembaca ke dalam ilusi tentang keindahan, terbawa dalam suatu angan-angan, selain dengan keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan, maupun suasana tertentu sewaktu membaca suatu puisi.

Sederhananya, puisi adalah bentuk gubahan terhadap bahasa yang memenuhi aspek estetik dengan cara memperhatikan bunyi, diksi, irama, dan makna khusus. Puisi dapat dibawakan dengan lebih ekspresif dan menarik dengan cara dilagukan, diberi irama atau diiringi musik yang sesuai dengan isi puisi. Pembawaan puisi dengan cara ini biasa disebut dengan musikalisasi puisi. 

BeZper dengan sub unit Teater Asal sering membawakan musikalisasi puisi di berbagai kegiatan baik eksternal dan internal nih. Yuk, kita tonton musikalisasi puisi yang dibawakan oleh Juan, Iki dan Nana saat mengisi Diesnatalis FIKES ke-2. Langsung klik  Musikalisasi Puisi BeZper UNSOED

Teks Musikalisai puisi yang dibawakan BeZper di Diesnatalia FIKES UNSOED ke-2 
Sabtu, 29 Oktober 2016 sekitar Pupukl 19:21 WIB



Melalui hari dengan gelap gulita
Menenggelamkan kalbu dalam sengsara
Tertutup dalam luka tiada tara
Terhanyut dalam waktu yang begitu lama

Awan gelap menangis
Bulan bintang enggan memperlihatkan wujudnya
Terasa hampa untuk sekian kalinya
Yang tak bisa dapat untuk di mengerti

Detik demi detik kian berlalu
Dengan nada-nada yang terdengar dalam lagu
Mengembalikan hal yang baru
Untuk hidup layaknya sang ratu

Mentari telah datang untuk menunggu
Menunggu hari yang baru menggebuh-gebuh
Lupankanlah gelap yang telah berlalu
Sambutlah mentari untuk kamu

6.12.15

CLOSING CEREMONI UOR CUP 2015 (UNTUK OUR)

Oleh : Mardiyah & Ahmad Mafrukhi

BABAK 1
Adegan 1
(Lampu par1 menyala)
Adar      : Sebentar lagi kompetisi sepak bola UOR CUP digelar. Hem aku pasti jadi juaranya! Tak ada yang lebih jago dari aku... apalagi mama bilang mau membelikanku sepatu baru!
(Lampu par1 mati)

(Lampu par2 menyala)
Bedul    : sepatu baru? Bor-boro sepatu baru, sepatu lamapun aku tak punya. Ingin sekali rasanya aku ikut kompetisi itu. Tapi bagaimana aku bisa ikut... aku tak berani meminta ibu untuk membelikanku sepatu bola dengan kondisi keluargaku.
(Lampu par2 mati)

(Lampu par1 menyala)
Adar      : keluargaku orang berkecukupan, aku minta apa pasti dikabulkan mama. Oh iya, latihan! hah latihan? Untuk apa latihan? sudah bosan aku latihan! Tanpa latihan keras pun aku pasti jadi juara.
(Lampu par1 mati)

(Lampu par2 menyala)
Bedul    : juara? latihan, ya aku harus terus berlatih dan berlatih agar bisa jadi juara...

(Lampu par 1 dan 2 menyala)
Adar      : (Berleha leha-leha) Main gestur.
Bedul    : (Berlatih) Main gestur.

(fade in IBU bedul sepatu untuk anaknya)

Ibu         : aduh dul, kaki kamu kenapa dul?
Bedul    : ini bu kesandung batu pas latihan tadi
Ibu         : alah dul dul. Mbok yo kalo latihan jangan terlalu semangan to sampek-sampe batu yang ditendang
Bedul    : bedul gak papa kok bu. Lho itu ibu bawa apa bu?
Ibu         : ini dul Alhamdulillah, ibu dapat sedikit rezeki, ibu beliin kamu sepatu bola dul
Bedul    : beneran bu. Majasi ya bu
Ibu         : tapi maafin ibu ya dul, ibu Cuma sanggup beliin kamu sepatu itu beda dengan punya teman-temanmu
Bedul    : gak papa kok bu. Majasi ya bu (memeluk ibu)

(fade in mama Adar membawa sepatu untuk anaknya)

Mama   : nak nak ini mama bawahan sepatu yang mama janjiin kemarin?
Adar      : mana mah?(melihat sepatu) ayah kok yang ini sih ma? Adar kan maunya yang warna biru ma bukan yang kuning..
Mama   : udah Lahh sama aja, mau biru mau kuning. Itu sepatu paling bermerek saat ini.
Adar      : yaudah deh untuk pertandingan ini adar mau pak sepatu ini. Tapi besok adar gak mau tau, adar mau yang biru
Mama   : yaudah-yaudah nanti mama beliin apapun yang kamu minta. Sekarang mama buru-buru mau ada arisan.
Adar      : janji ya ma

Mama fade out
(Lampu panggung mati)

Adegan 2

Pertandingan sepak bola antara tim bedul melawan tim Adar
Digambarkan dengan Siluet Pertandingan.
Komentator (Mengomen pertandingan)
Pertandingan dimenangkan Bedul.
Siluet dibuka Bedul dan Adar mengekspresikan suasana hatinya masing masing.
(lampu par suasana sedih dan bahagia menyala)
Freeze.

Adegan 3


Adegan 4

Fade in pembaca puisi
karya : M. Hilal Aji S 2015

DENGAN TEKAD DAN USAHA

Sinar mentari melenyap
Rembulan terang menduplikasi
Hari terganti waktu terlewati
Nasib yang menyelimuti masih terkikis
Apa daya jiwa terlahir dari rahim kemiskinan

Semangat tinggi menjadi motivasi
Berjuang keras tanpa ada batas
Melatih diri dihidup yang begitu pedas
Hidupnya tak semewah hidup yang lain
Yang hanya berucap lalu ada

Kini bersama UOR ia menitih harap
Wadah untuk tetap melangkah
Berjuang menerjang masa depan
Meraih cita dengan tekad dan usaha.

Lampu panggung mati.


BEZPER..?

Karya : Fauzan 2015
  
BeZper itu....
Bezper itu apa?
Apa itu bezper?
Kenapa bezper?
Bezper kenapa?

Bezper itu...
Apakah diberi?
Atau memberi?
Apakah diterima?

Bezper itu...
Teman?
Sahabat ?
Keluarga?
Atau bukan diantaranya

Bezper itu BEZPER
Tidak butuh cinta
Cukup dengan peduli

Bezper itu..
Cari dan Jadilah
BeZperian

BEZPER

Karya : Ayuning O 2015
  
6 huruf singkat namun penuh arti
Tak pernah tersadar tuk dapat memiliki
Keluarga kecil namun saling menyayangi

Selalu ada pelukan hangat tiap kesedihan hati
Selalu ada nasihat hebat tiap kesalahan diri
Selalu ada tuturan semangat tiap lelah batin ini

Budaya salam yang menghiasi
Tatapan mata dan senyum manis mengakrabkan
Tawa canda tak terlupakan dalam selipan yang selalu ada di keluarga kecil ini

Mengajarkan tuk benahi diri, dimana...
Pengalaman mengingatkan pada teman teman
Yang selalu mengutamakan kebersamaan

Deretan panjang pengalaman
Mengingatkan pada satu kesalahan
Yang mengajarkan pada satu titik kelemahan
Proses Singkat tak akan menjadikan apa-apa
Ini awal dimana aku menemukan diriku