13.3.15

TARI JAWA DAN SEJARAHNYA



Tari Jawa merupakan warisan kebudayaan Mataram Islam. Ciri khas dari tari Jawa adalah gerakan yang halus, dinamis, komunikatif, tegas, dan berkesan berwibawa. Dahulu, seni  sempurna nan adiluhung itu bersifat rahasia dan hanya milik penari. Alih pengetahuandan pengatahun mengandalkan cara pendampingan langsung dan secara lisan, turun temurun dari orang tua kepada anak cucunya.

Macam-macam jenis tari Jawa

Tarian Candi
Tari-tarian ini dilakukan sebagai bagian dari pemujaan kepada dewa-dewi dan biasa disebut sebagai tarian candi. Itu karena dipentaskan di lingkungan candi, dibawakan oleh para pendeta perempuan sebagai persembahan bagi Siwa, Wisnu, atau Brahma.
Dengan datangnya pengaruh Islam yang menguat, berakhirlah tugas para pendeta perempuan dan para abdi raja di candi-candi. Namun, mereka mereka tetap secara teratur mementaskan tarian dihadapan raja. Karenanya, seni ini menjadi hak istimewa raja dan terkristalisasi dari generasi ke generasi. Maka, setiap raja yang berkuasa harus menciptakan suatu karya tari. Biasanya, tari-tari ini juga dipentaskan dihadapan para tamu kebesaran sebagai bentuk penghormatan.

Harmoni
Tarian Jawa selain merupakan seni gerak tubuh, juga merupakan pengejawantahan dari pemahaman nilai budaya. Budaya Jawa memproses pemahaman olah rasa dan olah pikir dengan tetap mengutamakan sisi kelembutan dan kesantunan. Proses penciptaan tari Jawa mengacu pada konsep wiraga, wirama, wirasa, suatu konsep keseimbangan dan harmoni antara gerak, irama, dan rasa.
Karena dianggap sakral, seni tari Jawa awalnya hanya boleh ditampilkan dalam lingkungan tembok istana. Seiring perkembangan zaman, tari-tari tersebut mulai boleh dipentaskan di kalangan umum diluar keraton.

   Bedhaya
Tarian jenis bedhaya dianggap sakral dan hanya boleh ditampilkan di depan raja. Hanya pada acara-acara khusus dan sangat pentinglah bedhaya dipagelarkan, yakni dalam upacara jumeneng dalem (penobatan raja), jumenengan(peringatan penobatan raja), tumbuk yuswa(ulang tahun raja), pawiwahan ageng (pernikahan putra atau putri raja), serta ketika menyambut tamu-tamu agung yang sangat dihormati.Pementasan bedhaya pun sekadar diperuntukkan bagi penonton-penonton terpilih.

Serimpi
Selain bedhaya ada juga beberapa tari perempuan lain yang dikembangkan oleh istana-istana Jawa. Contohnya adalahserimpi dan golek. serimpi merupakan istilah umum untuk menyebut tari-tari yang dibawakan 4 penari. Jumlah 4 penari serimpi melambangkan 4 arah mata angin, juga 4 unsur alam, yaitu grama (api), angin (udara), toya (air), danbhumi (tanah).


6.3.15

Sejarah dan Teknik Lukis Pasir 



Lukis pasir adalah melukis dengan media pasir, dapat dilakukan di atas kaca, dalam botol, maupun di atas kanvas. Seni lukis pasir bukanlah seni baru tetapi sudah ada sejak tahun 1800an dibawa oleh penduduk Amerika sebelah barat daya yang dikenal dengan sebutan “Navajo”. Seni lukis dengan pasir dipercaya mampu mengusir roh-roh jahat dan menyembukan penyakit serta upacara keagamaan oleh suku Navajo. Di indonesia sendiri lukis pasir digunakan sebagai seni pewayangan. Adalah bapak Fauzan, sang dalang perintis pewayangan dengan media gelas/kaca dan pasir. 
Teknik lukis pasir adalah dengan meneteskan pasir secara perlahan-lahan melalui tangan pada eksposi yang tertutup papan partikel. menggunakan pasir yang terbuat dari batu hancur secara alami berwarna, batu, dan mineral untuk nuansa yang berbeda. media yang berupa butiran-butiran tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi.Seperti Kseniya simonova, Vina IMB, denny darko, Dll. Adapula Jim denevan yang menggunakan kayu basah untuk membuat garis geometris pada pasir pantai.

lukis pasir karya Niar Lazza